Ngedhot : semua ada masanya
Thursday, November 27, 2008 Posted by the fikre
Sejak mas Fikri sudah bisa “ngedhot” dengan botolnya ketika minum susu, hingga sekarang ini saat usianya hampir empat tahun, kami memang belum pernah memintanya untuk menghentikan kebiasaannya tersebut.
Alasan kami memang sederhana…, semua ada masanya. Toh kebiasaan ngedhot itu hanya dilakukan ketika mau tidur saja. Kalaupun belum mau tidur tetapi ingin minum susu, maka aktivitas ngedhotnya pun dilakukan sambil tiduran, tidak dengan duduk atau berdiri apalagi dengan jalan kesana-kemari.
Kebiasaan lain ketika mas Fikri ngedhot adalah sambil mengelus-elus bulu halus boneka lumba-lumbanya (umba-umba). Dan itu dilakukan sejak usia empat bulan, sejak mas Fikri diasuh oleh Mbak Nur, pembantu kami yang sampai saat ini masih sering kami mintai bantuan ketika kami punya acara.
Meski sebagai anak laki-laki, kami juga tidak melarang kebiasaan mas Fikri ngedhot dengan ditemani boneka lumba-lumba karena itu hanya dilakukan pada saat mau tidur saja.
Kebiasaan itu juga bukan tidak tergantikan. Artinya ketika boneka lumba-lumba teman ngedot/tidurnya itu ketinggalan di tempat lain atau dicuci, mas Fikri masih bisa melakukan kebiasaannya itu dengan boneka yang lain.
Bahkan sejak bulan agustus lalu, posisi dari lumba-lumba telah digantikan oleh si hiu tutul, setelah si lumba-lumba ketinggalan sewaktu acara family gathering kantor saya di hotel Queen Garden Baturaden & Owabong.
Meski demikian, Alhamdulillah mas Fikri tidak pernah mempermasalahkan-nya dan masih bisa tidur dan ngedhot dengan ditemani oleh si hiu tutul.
Hanya saja pada saat kami yakin kalau si lumba-lumba tidak bisa ditemukan lagi, maka kami langsung memberi tahu mas Fikri kalau si lumba-lumba hilang dan tidak bisa menemaninya lagi saat ngedhot atau bobok.
Kami juga memotivasinya agar tidak sedih dengan mengatakan “mudah-mudahan lumba-lumba mas Fikri disayang dan dirawat oleh orang yang menemukannya”. Mas Fikripun mengiyakan tanda mengerti dan memahaminya.
Sama halnya dengan si lumba-lumba, si hiu pun juga mempunyai pengganti yakni si kura-kura. Ibarat pepatah tidak ada akar, rumputpun jadi.
Semua ada masanya….begitulah memang adanya.
Hari Jumat, 21 Nov 2008…saat mau tidur, seperti biasanya mas Fikri minta dibuatkan susu dengan permintaan khususnya : "dingin dan banyak". Sambil menunggu di tempat tidur mas Fikri bermain dengan boneka teman tidurnya saat ini, si hiu tutul.
Sesaat kemudian mamanya sudah menghampiri dan memberikan botol susunya kepada mas Fikri. Setelah selesai berdo’a mau makan dan mau tidur, sejurus kemudian mas Fikri pun asyik dengan aktivitasnya. Tetapi tiba-tiba mas Fikri protes karena tutup botolnya tidak rapat dan susunya tumpah dan membasahi leher dan bajunya.
Situasi itu kami pergunakan untuk ngasih tahu mas Fikri kalau sebaiknya minum susunya tidak usah pakai botol lagi. Mendingan pakai gelas saja karena tutup botolnya sudah tidak rapat lagi dan lagian mas Fikri kan juga sudah besar.
Rupanya mas Fikri setuju dan segera turun dari tempat tidur untuk melanjutkan minum susu dengan gelas oreo-nya.
Tanpa kami minta, paginya mas Fikri menceritakan kepada guru-gurunya di TPA kalau tadi malam mas Fikri minum susu dengan menggunakan gelas….tidak ngedhot lagi.
Momentum itu kemudian kami gunakan dengan menuliskan pesan di buku penghubung yang isinya agar Ibu/Pak guru di TPA memotivasi mas Fikri untuk tidak lagi ngedhot.
Ternyata sejak malam itu mas Fikri langsung menghentikan kebiasaan ngedhotnya, baik di rumah maupun di TPA dengan kemauan dan kesadarannya sendiri tanpa harus kami paksa.
Begitulah…semua ada masanya.
dari kawasan lembah sekaran
yg diselimuti keheningan
catatan ini digoreskan.
0 comments:
Post a Comment