Surat Pertama Mas Fikri
Tuesday, June 08, 2010 Posted by the fikre
Namanya juga anak-anak, es krim pastilah menjadi jajanan favorite. Demikian juga dengan mas Fikri, Sampai-sampai stik es krim Walls Padle Pop pun dikumpulkan setelah dicucinya sendiri. Katanya sih untuk koleksi dan buat mainan seperti yang di lihatnya di film Upin-Ipin. Meski tidak terlalu banyak, tetapi jumlah stik yang dikoleksi ada sekitar 45 buah dengan gambar aneka tokoh dalam film Padle Pop Kombatei yaitu Padle Pop Lion, Falcon, Liona, Tiger Kahn, Yuki, Fahn, Shadow Master, Cobra King, Wolf dan Rhino. Begitu iklan Paddle Pop muncul di TV dengan hadiah CD film Padle Pop Kombatei, maka saat itu juga mas Fikri minta dibelikan es krimnya agar bisa mendapat hadiah CDnya. Sampai sekarang cd film tersebut disimpannya dengan baik dan kadang-kadang masih ditontonnya.
Korban iklan..begitulah kira-kira aku menyebutnya. Karena begitu muncul iklan dari padle pop yang hanya berdurasi sekian detik, mas Fikri langsung minta untuk mengirimkan 3 stik koleksinya agar bisa mendapat hadiah merchandise seperti dalam iklan tersebut. Tentu saja kami yang tidak pernah nonton iklannya di tv minta ditunjukkan bila iklan itu muncul lagi. Alhasil kami musti memelototi layar tv ketika mas Fikri memanggil kami untuk memperhatikan iklan padle pop tersebut.
Meski tidak jelas benar dengan isi iklan tersebut, akhirnya kami bisa mencatat alamat dan mengikuti apa yang menjadi kemauan mas Fikri sembari menjelaskan bahwa untuk mendapatkan hadiah tersebut mas Fikri harus mengirimkan stik yang dimasukkan ke dalam amplop (surat) ke padle pop di Jakarta melalui pos.
Dengan sabar kemudian kami menjelaskan apa itu surat, kantor pos dan bagaimana cara mengirim surat melalui pos. Tentu saja keinginan mas Fikri yang satu ini segera kami penuhi karena dibalik itu semua ada pelajaran yang berharga bagi perkembangan dan pengetahuannya tentang kantor pos dan surat menyurat.
Setelah mendapatkan penjelasan dan persetujuan kami..maka dengan semangat mas Fikri langsung mengambil amplop putih panjang yang ada di almari. Tiga stik yang dikoleksinya kemudian dimasukkan ke dalam amplop tersebut. Sebagai salah satu cara untuk menambah semangat dan pemahamannya kami meminta mas Fikri untuk menuliskan sendiri nama dan alamat mas Fikri serta alamat padle pop di amplop. Karena memang belum bisa membaca, tetapi sudah bisa mengenal dan menulis huruf sendiri, maka saya mendiktenya huruf demi huruf. Setelah mengganti amplopnya satu kali karena tulisannya salah, akhirnya surat yang akan di kirim via kantor pos pun siap di kirim. Inilah surat pertama mas Fikri yang dikrim melalui Kantor Pos dan sengaja saya scanner agar bisa saya posting via blog blognya mas Fikri ini (the fikre).
Tanggal 5 Juni 2010 kemarin, surat itu kami kirim melalui kantor pos yang dekat dari rumah dengan mengajak mas Fikri. Setelah selesai kemudian kami keluar. Begitu melihat kotak surat yang ada di depan kantor pos, spontan mas Fikri bertanya: Mengapa suratnya tidak dimasukkan ke kotak tersebut. Saya pun berusaha menjelaskan bahwa kalau suratnya ditempeli perangko maka bisa dimasukkan ke kota pos itu. Dan pertanyaan berikutnya pun muncul: Perangko itu apa? Karena agak susah menjelaskannya, maka saya bilang bahwa nanti saja saya kasih lihat yang namanya perangko karena kebetulan suratnya saya pos kan melalui kilat khusus. Ternyata begitu selesai saya menjelaskan tentang perangko, tiba-tiba pertanyaan baru keluar lagi dari mulut mas Fikri, kapan suratnya sampai di padle pop. Karena tanggal 5 Juni adalah hari Sabtu maka saya pun menjawab kalau suratnya akan sampai di Jakarta pada hari Senin, 7 Juni 2010.
Sampai di rumah pertanyaan berikutnya meluncur lagi : Hadiah untukku kapan dikirim? Ngambilnya dimana? Dengan sabar saya mencoba menjelaskan apabila memang nanti dapat hadiah, maka akan dikirim ke rumah kita melalui pos juga. Kemudian saya menambahkan: "kalau memang nanti mas Fikri tidak dapat hadiahnya mas Fikri tidak boleh kecewa lho"
Sore harinya, ketika mas Fikri ketemu dan bercerita ke mamanya tentang kegiatannya ke kantor pos, tiba-tiba dia bilang: Kalo nanti tidak dapat hadiah dari padle pop mas Fikri tidak akan kecewa. Dan saya pun lega…namanya juga anak…keininginannya kadang membuat repot orang tua. Bahkan sampai saat saya sedang menulis postingan ini, masih ada pertanyaan dari mas Fikri: Pah suratnya sudah sampai belum?
Waduh ternyata mas Fikri masih ingat dengan surat pertamanya……weleh..weleh..weleh.
0 comments:
Post a Comment